
Doki doki – Dalam dunia game visual novel yang dipenuhi kisah romansa manis dan interaksi ringan antar karakter, hadir sebuah kejutan tak terduga pada tahun 2017. Game berjudul Doki Doki Literature Club (sering disingkat DDLC) karya Team Salvato ini memecah ekspektasi pemain dengan menggabungkan elemen visual novel bergaya anime dengan genre horor psikologis yang mendalam dan mengguncang mental.
DDLC dirilis secara gratis untuk PC dan Mac, dan karena popularitasnya yang luar biasa, game ini akhirnya tersedia pula di berbagai konsol termasuk Nintendo Switch, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series S/X dalam versi yang lebih lengkap berjudul Doki Doki Literature Club Plus.
Lalu, apa yang membuat game ini begitu ikonik dan diingat banyak orang hingga kini?
Awal yang Manis dan Menggemaskan
Ketika pertama kali membuka game Doki Doki Literature Club, pemain akan disambut dengan tampilan cerah, musik ceria, dan karakter-karakter bergaya anime yang imut. Plot awalnya pun tampak sederhana: kamu, sebagai karakter utama laki-laki, diajak bergabung dalam klub sastra oleh teman masa kecilmu, Sayori. Di sana, kamu bertemu dengan tiga gadis lain: Yuri, Natsuki, dan Monika, sang ketua klub.
Seperti visual novel pada umumnya, kamu bisa memilih dengan siapa ingin lebih dekat melalui pilihan dialog dan interaksi harian, biasanya dengan cara menulis puisi yang cocok dengan kepribadian salah satu dari mereka. Semuanya terasa santai dan ringan—sampai pada titik di mana semuanya berubah drastis.
Perubahan Drastis yang Mengejutkan
Tanpa memberikan spoiler terlalu banyak, DDLC mulai memperlihatkan sisi gelapnya setelah beberapa jam bermain. Suasana ceria berubah menjadi mencekam. Musik mulai terdengar tidak nyaman, ekspresi karakter menjadi tidak wajar, dan gangguan visual mulai muncul secara acak.
Puncaknya adalah ketika salah satu karakter melakukan tindakan ekstrem yang sangat mengganggu. Pada saat inilah pemain menyadari bahwa Doki Doki Literature Club bukan sekadar game romantis—melainkan pengalaman horor psikologis yang dirancang untuk mengganggu dan memecah kenyamanan pemain.
Game ini bahkan mempermainkan struktur file di komputermu, memaksamu membuka folder game dan berinteraksi dengan file untuk melanjutkan cerita. Elemen meta seperti ini sangat jarang ditemukan di game lain, membuat DDLC menjadi pengalaman yang unik dan memikat sekaligus menakutkan.
Monika: Karakter Game yang Menghancurkan Tembok Keempat
Salah satu aspek paling ikonik dari DDLC adalah karakter Monika. Tanpa mengungkap terlalu banyak, peran Monika berkembang jauh dari sekadar ketua klub. Ia menyadari bahwa dirinya hanyalah karakter dalam game dan mulai memanipulasi realitas di dalamnya—bahkan “menghapus” karakter lain dari eksistensi digital mereka.
Monika menjadi simbol dari narasi meta dalam game modern. Ia tidak hanya berinteraksi dengan karakter lain, tetapi juga dengan kamu sebagai pemain. Ia menatap kamera, menyebut nama file sistemmu, dan bahkan “mengajakmu berbicara secara pribadi” dalam adegan yang sangat tidak biasa untuk genre ini.
Perusakan “tembok keempat” (fourth wall) yang dilakukan Monika mengubah cara pandang banyak pemain terhadap interaksi dalam game, dan menjadi salah satu alasan utama mengapa DDLC begitu dikenang.
Doki Doki Literature Club Plus: Versi Lengkap untuk Konsol
Pada tahun 2021, Team Salvato merilis versi berbayar berjudul Doki Doki Literature Club Plus. Versi ini membawa peningkatan besar, termasuk:
- Grafis HD
- Ilustrasi baru
- Side story (kisah tambahan) yang mengembangkan latar belakang karakter
- Musik tambahan dan galeri seni
Namun yang paling menarik adalah bahwa versi konsol ini mencoba meniru manipulasi file komputer—dengan sistem “virtual desktop” yang memungkinkan pemain tetap mengalami elemen meta yang membuat game ini istimewa, meski dimainkan di perangkat yang tidak bisa mengakses folder lokal.
Peringatan untuk Pemain: Tidak untuk Semua Orang
Meskipun tampilannya seperti game remaja yang lucu, Doki Doki Literature Club mengandung tema berat seperti depresi, bunuh diri, obsesi, dan manipulasi psikologis. Team Salvato secara eksplisit menyatakan bahwa game ini tidak cocok untuk anak-anak atau orang yang sensitif terhadap konten emosional yang kuat.
Sebelum mulai bermain, pemain akan diberi peringatan yang jelas tentang konten tersebut. Ini menunjukkan tanggung jawab pengembang dalam menyampaikan pengalaman naratif yang kuat namun tetap menghargai kesehatan mental pemain.
Kesimpulan
Doki Doki Literature Club adalah game yang mematahkan ekspektasi dan mengubah genre visual novel selamanya. Ia memulai dengan tampilan manis dan hangat, hanya untuk menjatuhkan pemain ke dalam labirin horor psikologis yang mendalam dan penuh kejutan. Dengan elemen meta, narasi yang brilian, dan karakter yang tak terlupakan, DDLC adalah bukti bahwa sebuah game sederhana dapat menyampaikan pengalaman emosional yang sangat kompleks.
Support : GAME ONLINE